KAJIAN POLKASTRAT : Ketidakbecusan Menteri Menangani Harga Pupuk dan Pangan Dalam Menjamin Ketersediaan Pangan di Indonesia
Kamis
16 Juni 2022 adalah hari dimana kami sebagai anak polkastrat FEB UNIB
melakukan kajian terhadap masalah yang sedang terjadi di Indonesia saat ini,
yang membuat masyarakat negeri ini kembali mengeluh atas
kinerja pemerintah
Indonesia karena pada hari ini di Indonesia bahan pangan sedang mengalami
kanaikan harga dikarenakan
pengendalian yang tidak becus dari mentri perdagangan kita, yang mana kita tahu
bahwa mendag kita saat ini adalah mendag baru yang menggantikan mendag lama
atas kasus yang melibatkan langkahnya minyak goreng di indonesia beberapa hari
yang lalu.
Melanjutkan
perjuangan mendag lama sekarang Zulkifi Hasan sedang berjuang mengendalikan harga pangan yang
sedang naik-naiknya hari ini. Naiknya harga pangan saat ini bukan hanya
dikarenakan atas fenomena rutin tiap tahun yang terjadi bila mendakati hari
raya besar Islam namun ada yang aneh atas melonjaknya harga pangan saat ini
bukan hanya cabai yang mengalami kenaikkan harga saat ini namun pangan lain
juga naik seperti tomat, telur, daging, bahkan tempe pun sekarang ikut naik.
Apa penyebab melonjaknya harga pangan di Indonesia saat ini apakah itu karena
ketidakbecusan pemerintah kita, atau itu ulah oknum yang sengaja memanfaatkan atas
masalah yang diciptakan oleh pemerintah kita kala itu atau itu memang sudah
menjadi event tahunan yang biasa terjadi di Indonesia, entah apa penyebabnya, yang
pasti masyarakat Indonesiai sedang menderita atas naikknya harga pangan saat
ini.
Pada
kajian kali ini sudah banyak aspek, banyak argumen yang kami gali dan kami cari
tahu atas masalah pangan yang terjadi saat ini, setelah melakukan kajian ini
bukan hanya pangan yang menjadi masalah bagi Indonesia namun masalah itu muncul
baik dari pemerintah, oknum yang nakal, masalah lama yang belum teratasi, dan
masalah lain yang muncul atas masalah-masalah tersebut.
Permasalahan
akan naiknya harga pangan ini erat kaitannya dengan dua mentri kita yakni
mentri perdagangan Zulkifli Hasan yang menggantikan mentri perdagangan lama
Muhammad Lutfi yang terjerat atas kasus minyak goreng yang terjadi kala itu dan
mentri pertanian pun juga erat kaitannya dengan masalah melonjaknya harga
pangan di Indonesia yakni Syahrul Yasin Limpo. Kedua mentri inilah yang erat
kaitannya dengan masalah yang terjadi di Indonesia saat ini.
Masalah
pangan yang terjadi di Indonesia hari ini adalah masalah baru yang muncul,
masalah yang lama pun (Minyak Goreng)
belum terselesaikan sampai saat
ini malah masalah tersebut biang nya adalah mentri perdagangan lama kita yakni
Muhammad Lutfi. Tentu banyak aspek yang dilihat mengapa harga pangan hari ini
begitu melonjak naik yang dimana kami ketahui di Bengkulu dan beberapa daerah
di Indonesia saat ini harga pangan yakni jenis cabai merah melonjak hingga Rp
100.000 per kilogramnya. "Harga cabai rawit mentah dan masak sampai Rp
100.000 per kilogram. Sementara cabai merah Rp 90.000," kata warga Kota
Bengkulu Suparti seusai berbelanja di Pasar Panorama, Kota Bengkulu, Senin
(13/6/2022).
Tak
hanya cabai
merah yang mengalami kenaikkan harga saat ini namun komoditas lain seperti
tomat yang juga naik drastis mencapai Rp 20.000 per kilogram dari harga
sebelumnya Rp 8.000 per kilogram. Lalu ada daging ayam yang juga mengalami
kenaikan menjadi Rp 29 ribu per kg dari harga normal Rp 22 ribu per kg. Lalu
ada harga daging sapi yang masih tinggi berkisar Rp 140 ribu per kg, serta
telur pun juga tidak tinggal diam ia juga kemarin sempat mengalami kenaikkan
dari Rp 26 ribu per kilo, sekarang rata-rata nya Rp 29 ribu per kilo. Tak hanya
itu bahkan tempe, tepun terigu dan bumbu-bumbu pun juga ikut mengalami
kenaikkan harga. Lantas apa yang menyebabkan harga pangan di Indonesia
tertutama di Bengkulu ini mengalami kenaikkan, itulah yang kami kaji pada kamis, 16 Juni 2022 kala itu.
Penyebab pertama mengapa bahan
pangan mengalami kenaikkan terutama pada komoditas jenis cabai merah itu
dikarenakan kurangnya pasokan jenis cabai merah itu sendiri karena petani
mengurangi jumlah tanam seiring dengan tingginya harga pupuk, khususnya di
Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu.Berdasarkan data World
Bank-Commodity Market Review per 4 Januari 2022, Pupuk Urea dan diamonium fosfat (DAP) mengalami kenaikan yang signifikan.
"Kenaikan harga pupuk non subsidi disebabkan oleh melonjaknya harga
berbagai komoditas dunia seperti amonia, phosphate rock, KCL, gas dan minyak
bumi karena pandemi, krisis energi di Eropa serta adanya kebijakan beberapa
negara yang menghentikan ekspornya,” kata Direktur Barang Kebutuhan Pokok dan
Barang Penting Kemendag Isy Karim, Minggu (9/1/2022).Selama harga pupuk di
tingkat internasional masih tinggi, maka harga pupuk non subsidi di dalam
negeri juga mengikuti ujar Kementerian Pertanian Ali Jamil.
Dikarenakan petani yang mengurangi
jumlah tanamnya maka otomatis hasil panenya pun juga berkurang, melihat hal itu
maka dapat dikatakan jumlah barang ditawarkan itu pasti berkurang sedangkan
jumlah barang yang diminta itu tetap atau bahkan bertambah seiring dengan sudah
dekatnya lebaran haji yang akan terjadi bulan Juli ini. Maka dari itu adanya
hukum supply and demand yang dimana melihat barang ditawarkan tidak sebanding
dengan yang diminta maka itu akan meyebabkan kelangkaan suatu barang yang
membuat harga barang itu akan melambung naik jadinya. Mungkin seperti itu
gambaran yang terjadi untuk penyebab kedua mengapa harga pangan di Indonesia
ini mengalami kenaikkan.
Tak hanya aspek itu yang kami lihat
mengapa suatu harga panga itu mengalami kenaikkan. Melihat dari kacamata sebelumnnya
kita lihat bahwa masalah lama yakni tentang bahan bakar jenis solar itu sampai
sekarang belum teratasi karena sampai sekarang ini bahan bakar jenis solar
masih terus dalam zona kelangkaan. Melihat dari hal itu dapat kami simpulkan
bahwakelangkaan solar ini menyebabkan antrean pembelian di SPBU yang memakan
waktu lama. Hal tersebut membuat distribusi barang oleh kendaraan logistik
terlambat. Dengan terlambatnya distribusi barang, Mahendra memprediksi dapat
menyebabkan kelangkaan di pasar. "Ini ditakutkan akan terjadi disparitas
harga, jadi kelangkaan barang menyebabkan harga naik," ujarnya kepada
CNNIndonesia.com, Senin (28/3). Karena itulah mengapa masalah bahan bakar jenis
solar ini juga menjadi penyebab naiknya harga pangan di Indonesia saat ini.
Tak hanya ketiga penyebab itu yang
mempengaruhi harga pangan di Indonesia ini mengalami kenaikkan namun juga ada
penyebab yang tidak bisa dihindari oleh kita sebagai manusia yakni karena efek
cuaca yang tidak menentu akhir-akhir ini. Cuaca yang buruk inilah yang
menyebabkan naiknya harga cabai di Provinsi Bengkulu bahkan harga dipasar
tradisional pun mengalmai kenaikan harga yang signifikan. Seperti cabai merah
mencapai Rp 85 ribu perkilogramnya. Dikatakan Kepala Dinas Ketahanan Pangan
Provinsi Bengkulu, Sisardi penyebab hargai cabai merah naik adanya cuaca buruk
yang mempengaruhi hasil panen petani. Karena efek cuaca inilah membuat hasil
panen petani berkurang dari bulan-bulan sebelumnya ditambah lagi stok yang
mulai menipis membuat cabai merah di Bengkulu mengalami kelangkaan yang membuat
harga melambung naik.
Dilihat dari kacamata kami sebagai
anak bangsa itulah beberapa penyebab yang membuat harga pangan di Indonesia
saat ini melambung naik, lalu apa yang telah
dilakukan oleh pemerintah kita terutama oleh mentri perdagangan kita Pak
Zulkifli Hasan dan mentri pertanian kita Pak Syahrul Yasin Limpo. Salah satu upaya yang
mereka lakukan adalah Pemerintah berjanji untuk menjaga stok dan keterjangkauan
harga pupuk subsidi dan nonsubsidi. Pada tahun 2021 Sekretaris Ditjen Prasarana
dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian Gunawan mengatakan, pemerintah
menyadari pentingnya ketersediaan dan keterjangkauan harga pupuk. Sebab,
pasokan pupuk berdampak sosial yang luas karena menjangkau sekitar 17 juta
petani, pada 6063 Kecamatan, 489 Kabupaten dan 34 Provinsi. Namun yang terjadi
sekarang ini adalah harga pupuk melonjak naik terutama pada harga pupuk non
subsidi yang meroket tajam naik 120%
dari harga sebelumnya, kata Gulat Manurung Ketua Umum Asosiasi Petani
Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo). Itulah yang akan menjadi PR bagi pemerintah
kita saat ini adalah menjamin
ketersediaan pupuk bersubsidi bagi petani di Indonesia.
Lalu upaya yang pasti akan
dilakukan oleh mendag baru kita yakni Zulkifli Hasan dalam waktu mendatang
adalah ia akan berkoordinasi dengan seluruh pemangku kepentingan menteri
termasuk Mentri Pertanian hingga produsen pangan untuk merumuskan kebijakan
penurunan harga pangan. Yang mana kita ketahui harga komoditas pangan seperti
cabai rawit merah, bawang putih, minyak goreng, hingga daging sapi masih
terpantau mahal. Zulkifli Hasan menjelaskan untuk menstabilkan harga bahan
pangan tidak hanya bisa dikontrol oleh satu Kementerian saja. Terutama untuk
komoditas yang masih tergantung dari impor. ," kata Zulkifli di Pasar
Cibubur, Kamis (16/6/2022) "Kita akan menyelesaikan bareng-bareng
kementerian terkait juga, saya kira nggak mudah. apalagi menyangkut pangan
impor. saya tanya kenapa ayam naik, rupanya pakan, selain jagung impor juga.
kita tergantung impor. daging impor juga, hampir semua impor. Itulah janji yang
dikatakan oleh mendag kita dalam upaya menurunkan harga pangan di Indonesia.
Maka PR besar bagi Mendag Baru kita adalah Menjinakkan Harga Pangan yang
Menggila di Indonesia dan Menstabilkan harga pangan kembali untuk ke harga
normal.
Di negeri kita saat ini terdapat banyak masalah baik itu
masalah lama yang belum teratasi atau pun masalah baru yang muncul akibat dari
masalah lama yang belum teratasi tersebut. Masalah itu membuat masyarakat
kembali mengeluh atas
kinerja pemerintah yang membuat harga bahan pangan mengalami kenaikkan,
itu disebabkan
oleh pengendalian
dari pemerintah yang tidak becus
baik itu dari mentri
perdagangan maupun menteri pertanian. Memang sudah banyak upaya
yang telah dilakukan oleh pemerintah kita namun kita tidak tahu apakah upaya
tersebut itu memang dilakukan untuk kesejahteraan masyarakat atau hanya dalih
dalam mensejahterakan diri mereka pribadi. Banyak PR yang kami sediakan untuk
pemerintah kita terutama mentri perdagangan dan mentri pertanian kita yakni yang
pertama menjamin ketersediaan pupuk
bersubsidi bagi petani di Indonesia, yang kedua menjinakkan harga pangan
yang menggila di Indonesia dan yang ketiga menstabilkan harga pangan untuk kembali
ke harga normal. Semoga kondisi Indonesia saat ini kembali membaik dengan
bergantinya menteri perdagangan ke Zulkifli Hasan dan Mentri pertaniaan kita
ditambah dengan mentri-mentri lainnya ini akan membuat Indonesia kembali ke
kondisi normal atau bahkan lebih baik dari kondisi normal sebelumnya dan semoga
tidak semakin parah seperti kasus lama yang melibatkan mendag lama Lutffy
dengan dalih menangani harga minyak goreng namun memanfaatkan masalah itu atau
bahkan membuat masalah itu untuk keuntungan pribadinya, Semoga.
Komentar
Posting Komentar